Kamis, 02 Januari 2014

"Budaya Pulang Mudik"


  •      Pengertian Mudik
Sudah menjadi tradisi sejak masa lalu bahwa jika Idul Fitri menjelang maka siapapun orang akan bergegas untuk pulang ke kampung halaman. Tidak diketahui secara pasti sejak kapan budaya mudik atau pulang kampung ini dimulai. Konon budaya pulang kampung atau mudik sudah ada sejak masa Kerajaan Mataram Hindu dimana pada saat itu para penduduk yang bekerja di sekitar pusat kota kerajaan pada masa panen padi pulang kampung (mudik) untuk bertemu dengan sanak keluarga di kampung. Tradisi mudik itu kemudian dilanjutkan pada masa Islam.Mudik merupakan fenomena social yang rutin setiap tahun terjadi. Mudik adalah kegiatan perantau/perkerja mirgan untuk kembali ke kampong halamannya. Mudik di Indonesia sendiri dan indentik dengan tradisi keagamaan missalnya Hari Raya Lebaran,Natal, Tahun Baru dan mungkin berkaitan  dengan saat liburan. Bagi sebagian  Masyarakat Indonesia Mudik dapat dikatakan sebuah tradisi yang mutlak harus di laksanakan. Fenomena mudik muncul dan menjadi tren menarik sejak kota-kota di Indonesia berkembang pesat sebagai imbas integrasi pada sistem ekonomi kapatalis di awal tahun 1970-an. Dinamika social, politik, ekomoni dan kebudayaan di kota-kota besar menjadi “enersi” pertambahan penduduk.
Mudik berasal dari kata ‘udik’ yang dalam KBBI didefinisikan sebagai sungai yg sebelah atas (arah dekat sumber); (daerah) di hulu sungai.Karena biasanya daerah hulu sungai itu berada di atas pegunungan dan   biasanya pemukiman di sekitarnya berupa pedesaan, maka kemudian secara lebih luas lagi ‘udik’ dimaknai menjadi desa; dusun; kampung (lawan kota). Dari akar kata ‘udik’ inilah KBBI mendefinisikan ‘mudik’ menjadi (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman) atau lebih luasnya dimaknai pulang ke kampung halaman.
     Jadi, istilah mudik sebenarnya tidak hanya diperuntukkan untuk pulang ke daerah asal/ kelahiran saat lebaran, tetapi digunakan di semua aktivitas perjalanan pulang menuju ke kampung halaman.


  • Makna Mudik
   Makna Positif Mudik Dari esensi mudik tersebut dapat dirumuskan setidaknya 4 (empat) Makna Positif yang bisa kita peroleh dari Budaya Mudik di Indonesia, yaitu :
1.Budaya mudik merupakan suatu bentuk bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya, bentuk nyata birrul walidain seorang anak kepada orang tuanya. Seorang anak rela melakukan perjalanan yang jauh, lama, melelahkan, dan menguras isi dompet hanya demi menjenguk kedua orang tuanya lalu bersimpuh, sungkem, mencium kedua tangan bahkan kakinya untuk memohon maaf atas segala kesalahan. Para pemudik itu rela berdesak-desakan dengan ribuan orang hanya agar bisa memandang, menyentuh, dan berbicara langsung kepada orang tuanya, mengharap maaf, ridho, dan restu dari orang tua tercinta. Tak jarang mereka membawa bermacam-macam oleh-oleh untuk menyenangkan hati orang tuanya. Orang tua mana yang tak bangga dan bahagia melihat anaknya pulang setelah beberapa waktu mencari nafkah di tanah orang.Membuat orang tua bangga dan bahagia inilah bentuk birrul walidain yang paling mudah dilakukan disamping mendoakan.
2.Mudik juga menunjukkan bahwa bagaimanapun juga yang namanya hubungan keluarga itu tidak akan pernah putus. Hubungan teman boleh saja berakhir. Hubungan dengan pacar bisa saja berakhir putus dan galau. Tapi hubungan keluarga apalagi saudara kandung tak akan pernah bisa berakhir. Walaupun sang anak di Sabang dan sang ibu di Merauke, tetap saja hubungan diantaranya adalah ibu dan anak. Meski si Sulung di Pulau Miangas dan si Bungsu di Pulau Rote, tetap saja hubungan mereka adalah kakak beradik. Nah, mudik inilah momen yang kembali mengingatkan kita bahwa terpisah sejauh apapun yang namanya hubungan keluarga akan terus dibawa, bahkan sampai mati.
3.Kebo mulih ing kandang. Paribasan (peribahasa) Jawa menjadi makna selanjutnya dari mudik. Bahwasannya mudik adalah momen yang mengingatkan bahwa kita tidak boleh lupa akan asal-usul kita. Sekaya apapun, sesukses apapun, sepandai apapun, sehebat apapun, sekeren apapun, segaul apapun, kita pada akhirnya akan kembali ke tempat kita dilahirkan dengan jalan mudik itu tadi. Sekaligus juga mengingatkan bahwasannya kita diciptakan oleh Tuhan, maka pada akhirnya kitapun akan kembali pada-Nya. Sejauh apapun kita pergi, tetap kita harus dan wajib mengingat asal-usul kita supaya kita tidak sombong.
4.Makna positif mudik yang terakhir adalah bahwa dengan mudik, tanpa disadari sebenarnya kita menyatukan kebhinekaan sosial, budaya, adat dan istiadat. Si A datang dari Medan, Mas B datang dari Makasar, Tante C datang dari Bali, Pakdhe D datang dari Jakarta, Dik E datang dari Manokwari semuanya lebur menjadi satu di kampung halaman ketika mudik lebaran. Saling berbagi kisah dan pengalaman dari daerah rantaunya masing-masing. Saling mencicipi oleh-oleh khas dari daerah rantaunya masing- masing.

  •   Manfaat Mudik :
  1. .Terjalinnya hubungan silaturrahmi dengan keluarga, saudara, dan teman di kampung halaman.
  2. .Terjadinya perputaran uang dari kota ke desa sehingga terjadi pemerataan perekonomian tidak hanya berpusat di kota besar saja.
  3. .Terjadinya hubungan sosial diantara kita. Biasanya di hari lebaran (Idul Fitri) kita yang punya harta lebih memberikan hartanya ke saudara atau tetangganya yang lain yang membutuhkan.
  4. .Membawa berkah dengan peningkatan pendapatan di sektor transportasi, industri jasa pariwisata, telekomunikasi, tekstil, peralatan rumah tangga, elektronik, otomotif, asuransi dan lain sebagainya.
  5. .Dan yang pasti syiar Islam lebih terasa dengan adanya mudik. Apalagi pada saat shalat Idul Fitri hampir semua masjid dan lapangan tempat Shalat Ied penuh.

  •   Kerugian Mudik :
  1.   Rugi Biaya  Ini jelas, rugi biaya. Betapa tidak, dihari-hari biasa mislanya ongkos kendaraan seratus ribu bisa menjadi dua kali lipat menjadi dua ratus sampai dua ratus lima puluh ribu rupiah. Kenaikan Tuslag yang kadang tidak terkendali jelas sangat merugikan para pemudik. Namun karena terpaksa mereka dengan berat hati tetap harus merogoh kantong lebih dalam lagi hanya untuk mudik ini. Ongkos mahal tidak jadi masalah asal bisa pulang kampung saat lebaran.
  2.   Kehilangan Momentum Akhir Ramadhan Kerugian yang kedua menurut sudut pandang saya pribadi adalah kita akan kehilangan momentum di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Betapa tidak, sepuluh hari terakhir adalah moment yang paling krusial di saat Ramadhan. Bahkan Rosulllullah sendiri ketika akhir Ramadhan, beliau mengencangkan ikat pinggangnya yang artinya semakin banyak beribadah dengan melaksanakan I’tikaf (berdiam di masjid) dengan meninggalkan segala urusan dunia. Kitapun dianjurkan demikian, semakin mengoptimalkan ibadah disaat sepuluh hari terkahir ini. Namun karena kegiatan mudik ini tentunya ibadah kita akan terganggu. I’tikaf di tinggalkan, tarawih juga mungkin masih dijalan yang mungkin bisa makan berhari-hari karena kemacetan dijalan.

  •   Tips Mudik:
    Berikut ini tips mudik aman bagi pengguna sepeda motor :

  1.  Manfaatkan fasilitas mudik gratis pemerintah atau perusahaan
  2.   Persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya  kapan waktu mudik dilakukan.
  3.   Perhatikan waktu,cari celah yang tidak terlalu padat lalu lintas.Usahakan tidak terlalu mepet menjalang hari H lebaran.
  4.  Siapkan kondisi fisik tubuh.Cek perlengkapan kendaraan, mulai STNK, SIM, helm juga kelaikkan sepeda motor seperti ban, oli, rem, lampu dan lain-lain.
  5.    Pakailah tas gendong.
  6.    Pastikan tidak mengangkut barang berlebihan
  7.   Jika banyak barang yang mesti dibawah mudik, lebih baik dipaket menggunakan jasa ekspedisi (seperti PT Pos), beberapa hari sebelum mudik
  8.   Tidak membawa anak-anak di sepeda motor,apalagi kalau perjalanan jauh.
  9.   Persiapkan juga uang secukupnya,bila di jalan terjadi hal yang tidak diinginakn seperti ban bocor atau mesin mati akan mudah mengantisipasi.
  10.   Sediakan perlengkapan jas hujan.
  11.  Di perjalanan, minimal setiap 3 jam sekali istirahat.
  12.   Turuti peraturan lalau lintas.
  13.  Manfaatkan fasilitas mudik gratis pemerintah atau perusahaan
  14.  Persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya  kapan waktu mudik dilakukan.
  15.   Perhatikan waktu,cari celah yang tidak terlalu padat lalu lintas.Usahakan tidak terlalu mepet menjalang hari H lebaran.
  16.   Siapkan kondisi fisik tubuh.
  17.  Cek perlengkapan kendaraan, mulai STNK, SIM, helm juga kelaikkan sepeda motor seperti ban, oli, rem, lampu dan lain-lain.
  18.   Pakailah tas gendong.
  19.   Pastikan tidak mengangkut barang berlebihan
  20.  Jika banyak barang yang mesti dibawah mudik, lebih baik dipaket menggunakan jasa ekspedisi (seperti PT Pos), beberapa hari sebelum mudik
  21.  Tidak membawa anak-anak di sepeda motor, apalagi kalau perjalanan jauh.
  22.  Persiapkan juga uang secukupnya, bila di jalan terjadi hal yang tidak diinginakn seperti ban bocor atau mesin mati akan mudah mengantisipasi.
  23.   Sediakan perlengkapan jas hujan.
  24.   Diperjalanan, minimal setiap 3 jam sekali istirahat.
  25.   Turuti peraturan lalau lintas.

  •      Tips Agar Rumah Aman Selama Mudik Lebaran:
  1.    Tinggalkan rumah dalam kondisi yang bersih dan aman.
  2.  Pastikan seluruh sambungan listrik pada alat-alat elektronik sudah dilepas.
  3.   Pastikan seluruh pintu dan jendela rumah sudah terkunci rapat.
  4.   Periksa kembali kompor dan tabung gas.
  5.  Jangan tinggalkan kendaraan pribadi saat rumah kosong. Titipkan kendaraan di kantor atau tempat parkir menginap.
    Idul Fitri juga merupakan kemenangan. Tapi bukan kemenangan untuk setiap muslim, melainkan kemenangan untuk muslim yang sungguh-sungguh menjalankan ibadah shaum di bulan Ramadhan. Kemenangan di sini tidak sepatutnya diartikan sebagai pembebasan. Bebas kembali menebar hawa nafsu, bebas makan minum setiap saat, bebas menggunakan harta yang dimiliki. bukan itu arti di balik kemenangan.Karena sesungguhnya kemenangan bukanlah kebebasan. Kemenangan adalah pembebasan diri dari tunduknya hati selain kepada Allah. Idul fitri merupakan kemenangan yang harus diisi dengan segenap cara yang suci, agar kemenangan tersebut tidak kandas di tengah jalan.

Referensi:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar